oleh

Ketua Umum KPN-GP: Bisa Gagalkah Pilpres 2019.?

Oleh : Yudi Syamhudi Suyuti.
Ketua Umum KPN-GP 2019.

Jika melihat situasi di Indonesia saat ini, lalu kita merenungkannya sejenak, kemudian bertanya, “bisa gagalkah pilpres 2019 ?”, sebuah pertanyaan yang harus kita pahami sebagai refleksi realita sekaligus introspeksi untuk mencari solusi.

Ketegangan di Indonesia saat ini bukan hanya ketegangan sektoral. Melainkan sudah mengkristal dan telah menjadi bola api yang elemennya terdiri dari ketegangan politik, ekonomi, sosial dan keamanan.

Banyak pendapat tentang kemungkinan gagalnya pilpres 2019. Ada sebagian orang menyebut, bahwa gagalnya pilpres 2019 sengaja diciptakan oleh rezim Jokowi agar dapat mudah berkuasa kembali tanpa bertanding. Hal ini banyak disebut kalangan karena dukungan Jokowi semakin berkurang drastis.

Namun pendapat ini perlu dikritisi. Karena jika kubu Jokowi melakukan penghentian pilpres 2019, justru menjadi bumerang bagi kekuasaannya sendiri. Sehingga pendapat tersebut tidak bisa dijadikan pegangan.

Sangat tidak mungkin, kubu rezim melakukan tendangan bunuh diri untuk menghantam kekuasaannya sendiri. Apalagi dengan ekskalasi sosial yang begitu beresiko. Sehingga sangat tidak mungkin people power diciptakan rezim Jokowi itu sendiri.

Lalu, apakah kubu penantang atau oposisi justru yang akan menghentikan pilpres 2019 ?. Pendapat ini lebih tidak mungkin lagi. Karena kubu oposisi atau penantang, dimana pengerucutannya ada pada kubu Prabowo, juga tidak akan berani menggagalkan pilpres. Ini akan menjadi bom bunuh diri bagi Prabowo dan kubu oposisi itu sendiri. Karena, jika kubu Prabowo melakukan ini, maka yang akan menjadi korban adalah kubu Prabowo sendiri. Situasi seperti ini jika terjadi, di ibaratkan akan meledakkan kekuasaan, tetapi sekaligus juga meledakkan diri oposisi sendiri. Selain itu, obyek kesalahannya juga akan dikenakan ke kubu oposisi. Akan mudah menyalahkan obyek pelaku, meski sebuah rezim terpaksa harus jatuh.

Pendapat atau anasir-anasir tentang keinginan kubu oposisi menggulingkan kekuasaan, maka sangat tegas menjadi batal.

Lalu, kembali pada pertanyaan di depan, Bisa Gagalkah Pilpres 2019 ? Siapakah atau kelompok manakah yang berpotensi menggagalkan pilpres jika, pilpres 2019 batal digelar ?.

Jawabannya ada potensi pilpres 2019 batal dan dibatalkan oleh meledaknya ketegangan yang mengkristal dan telah menjadi bola api. Ketegangan yang menggumpal di tengah-tengah Indonesia telah terjadi. Terdiri dari ketegangan politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Gejolak ekonomi, politik, sosial dan keamanan telah menjelma menjadi bibit konflik horizontal dan vertikal.

Situasi seperti Indonesia saat ini mirip yang pernah terjadi di Tunisia. Dimana revolusi Tunisia meletus sendiri karena tingkat ketegangannya sudah memuncak. Dan Presiden Ben Ali dijatuhkan oleh massa rakyat tanpa desain politik penggulingan kekuasaan. Melainkan dipicu oleh kemarahan, seorang tukang buah dari rakyat jelata bernama Muhammad Bouazizi yang membakar diri, karena merasa ditindas oleh aparat keamanan. Saat itu situasi di Tunisia memang sudah berantakan dan juga telah terjadi kristalisasi ketegangan. Sehingga kemarahan Bouazizi langsung membakar amarah massa rakyat yang pada akhirnya Presiden Ben Ali, pemimpin Tunisia saat itu digulingkan oleh rakyat.

Situasi seperti inilah yang bisa saja membatalkan pilpres 2019, karena tidak stabilnya ekonomi, sosial, politik dan keamanan. Pendekatan represif dari rezim yang berkuasa tentu akan menambah situasi semakin panas. Tentu ledakan bisa terjadi tiba-tiba saat ini, karena kesulitan ekonomi, benturan sosial yang tajam, persaingan perebutan kekuasaan hingga banyak terjadi mal praktek dalam operasi keamanan di negara kita. Padahal persoalan inti dari situasi yang memuncak ini masih bisa diatasi. Adanya praktek kejahatan ekonomi raksasa di Indonesia inilah yang menjadi sumber malapetaka saat ini. Karena banyak pengamat ekonomi di dalam dan luar negeri, melihat bahwa uang hasil jarahan koruptor raksasa yang menjadi rekening rahasia di luar negeri masih mampu mengatasi ketegangan Indonesia. Oleh karena itu, para pakar tersebut seringkali berseloroh, tidak ada krisis di Indonesia, tetapi ada ancaman sangat besar di negeri tersebut.

Loading...

Baca Juga