oleh

Jangan Suriahkan Indonesia, Catatan Kecil Pojok Warung Kopi Ndeso

Jangan Suriahkan Indonesia, catatan kecil pojok warung kopi ndeso. Oleh: Malika Dwi Ana, Pengamat Sosial Politik, Penggiat Institute Study Agama dan Civil Society.

Tagar “JanganSuriahkanIndonesia” kini ramai diusung oleh buzzer petahana. Entah insiatif atau merupakan bagian program kampanye, tidak jelas maksudnya. Tetapi melalui tagar tersebut, kesan yang dibangun seolah-olah kubu lawan, yakni pasangan PS-Sandi, dinilai sebagai ancaman dan dianggap sebagai potensi yang membahayakan terhadap keutuhan NKRI karena stigma mau men Suriahkan Indonesia.

Mungkin saja banyak yang terkecoh oleh tagar ini. Karena isu-isu aktual yang digelorakan oleh rezim saat ini adalah soal HTI, radikalisme, Khilafah, anti kebhinekaan dan isu lain yang digiring atau dijejalkan ke publik agar disamakan atau dimirip-miripkan dengan isu-isu di Timur Tengah.

Narasi yang ingin dibangun dalam benak publik Indonesia dengan tagar “JangansuriahkanIndonesia” adalah bahwa Suriah, Libya, Irak, dan lain-lain yang kini luluh lantak dan hancur lebur seolah-olah akibat isu-isu agama seperti isu khalifah, politik identitas, dan lain-lain.

Padahal, hancurnya Libya itu karena serangan NATO, porak-porandanya Irak akibat serangan koalisi militer Barat pimpinan Amerika. Atau leburnya Suriah adalah karena perang sipil antara tentara Suriah versus pemberontak yang disupport oleh Barat dan Arab Saudi. Jadi, hancurnya Suriah, Libya dan lain-lain bukanlah akibat isu agama melainkan karena perebutan geo ekonomi yakni minyak dan gas.

Tagar tersebut sangatlah berlebihan. Karena isu khilafah yang diusung HTI baru sebatas konsepsi bukan sebuah gerakan bersenjata seperti DI/TII dulu, atau PKI. Jangan Suriahkan Indonesia rupanya yang disebut demonologi politik, rekayasa sistematis guna memproduksi kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran di publik tetapi tidak akurat. Karena data-datanya invalid.

Memaksa publik agar percaya stigma negatif yang dibangun, perang terhadap khilafah dan HTI. Mau ngomong PKI musuh bersama tidaklah mungkin, karena PKI hanya musuh Orde Baru. Di orde Sontoloyo ini harus diciptakan musuh yang lain, yang tidak ada di orde-orde sebelumnya, Dengan Jangan Suriahkan Indonesia, maka jadilah HTI dibikin bulan-bulanan.

Keberhasilan tagar diatas akhirnya memproduksi rasa takut atau kecemasan di tengah-tengah masyarakat, atau disebut trick deception. Walaupun sebenarnya isu yang dilempar ke publik, misalnya, hanyalah rekaan yang sengaja diproduksi guna menutupi kegagalan sebuah rezim. Orang dihasut-hasut, dikomporin terus agar ribut. Arogansi ini yang membuat kondisi sosial politik tidak pernah adem. Sampai sekarang.

Loading...

Baca Juga