oleh

Diundang Ikatan Dai Aceh, Jokowi Menerima dan Prabowo Menolak

Diundang Ikatan Dai Aceh, Jokowi Menerima dan Prabowo Menolak. Oleh: Yusuf Muhammad. Pemerhati Politik.

Saya heran mengapa calon Presiden yang dipilih berdasarkan ijtima ulama menolak di tes baca Al-Qur’an?

Saya kira undangan Dai Aceh kepada capres dan cawapres untuk membaca Al-Qur’an adalah sesuatu yang wajar. Hal ini dikarenakan semua calon sama-sama muslim. Dan sekaligus untuk menjawab polemik terkait tuduhan tentang keislaman dari kedua calon.

Jika timses dan Jokowi menyanggupi undangan dari ikatan dai Aceh untuk tes baca Al-Qur’an, lantas mengapa timses Prabowo Subianto justru menolak dengan berbagai alasan?

Mungkinkah timses Prabowo ketakutan jika capres yang diusung dan diklaim pilihan umat Islam tidak bisa baca Al-Qur’an? Jika iya, lantas bagaimana tanggungjawab para ulama yang merekomendasikan Prabowo untuk dipilih umat Islam?

Saya cuma mau ingatkan satu pribahasa, “siapa yang menabur dia yang akan menuai.” Nah, kita tahu selama ini kelompok mana yang sering membawa agama untuk kepentingan politik. Siapa yang menyerang Jokowi difinah PKI, Ibunya non-Islam dan keislaman Jokowi diragukan.

Sungguh selama ini saya pribadi sudah muak dengan politisasi agama yang dipertontonkan oleh kubu oposisi.

Kita masih ingat betapa busuk dan kejinya saat pilkada DKI Jakarta. Ketika ada calon Gubernur bukan dari Islam, mereka para penjual agama begitu gencar menyerangnya. Mereka tega jualan Surga dan Neraka, bahkan mereka mengancam jika ada muslim yang memilih cagub non-muslim maka jenazahnya tidak akan disholatkan.

Lebih gilanya lagi mereka yang memilih non-muslim diancam akan masuk Neraka hanya karena beda pilihan politik. Edan, bukan?

Wahai para kaum munafik penjual agama, kami rakyat yang masih waras tidak buta dan lupa dengan kejadian itu semua.

Bisa jadi inilah KARMA dari Tuhan. Capres dan cawapres kalian yang dipilih berdasarkan hasil ijtima ulama berjilid-jilid itu ternyata tidak menyanggupi untuk dites baca Al-Qur’an. Dan parahnya lagi para pendukungnya yang selama ini teriak-teriak bela agama dan bela Al-Qur’an hanya bisa terdiam membisu dan pura-pura budek telinganya.

Bahkan kita bisa lihat para ulama politik, ustadz politik dan manusia-manusia bertopeng agama pun hanya diam seribu bahasa ketika capres dan cawapresnya tidak bersedia diundang untuk tes baca Al-Quran. Mungkin inilah cara Tuhan untuk ‘menelanjangi’ kebusukan mereka di hadapan publik dan umat Islam yang kalian bodohi.

Ingatlah karma itu ada dan Tuhan tidak tidur atas itu semua. Apa yang kalian perbuat bisa saja langsung dibalas dalam kehidupan dunia, tidak perlu harus nunggu dikehidupan alam baka.

Semoga rakyat makin cerdas menyikapi ini semua. Kita tahu siapa yang selama ini hanya memanfaatkan agama sebagai tujuan politik busuknya. Salam Hulaihi buat capres dan cawapres yang takut dites ngaji.

Loading...

Baca Juga