oleh

Rektor UNJ Beberkan Empat Dampak Negatif Ujian Nasional

DETIKFAKTA.IDRektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Komarudin Sahid membeberkan empat dampak negatif Ujian Nasional. Orang nomor satu di kampus pendidikan tersebut bahkan mengusulkan ujian sekolah sebagai penentu kelulusan.

Hal ini ia ungkapkan sebagai dukungan diskursus penghapusan Ujian Nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Hal itu dalam rangka debirokratisasi dan deregulasi pendidikan di Indonesia.

Dampak negatif Ujian Nasional tersebut diantaranya adalah yang pertama  menggiring proses belajar pada drill, tidak mengembangkan kreatifitas dan inovasi.

“Peserta didik berlomba-lomba untuk meraih nilai tinggi dengan ikut Bimbel, bahkan tidak sedikit yg berusaha mendapatkan bocoran jawaban melalui Bimbel ini,” ungkapnya dalam pesan singkat kepada detikfakta.id, Selasa (3/12/2019).

Dampak kedua para birokrat terjebak pada ukuran-ukuran kuantitatif yang bersifat semu. Hal ini karena Puspendik menghadirkan peringkat. Sehingga pimpinan dan birokrat daerah, termasuk kepala sekolah dan guru berlomba untuk mendapat peringkat yang tinggi atau tertinggi.

“Seringkali untuk mendapat peringkat yang tinggi dilakukakan dengan cara-cara yang tidak patut,” tegasnya.

Dampak ketiga mendistorsi masyarakat hanya berorientasi pada peringkat dan skor kuantitatif yang bisa jadi bias, tidak berorientasi pada kompetensi, skill dan softskill yang original.

Dampak yang terakhir keempat yaitu mendistorsi perkembangan peserta didik lebih pada aspek kognitif, bukan mengembangkan segala potensi secara utuh dan bermakna.

“Dalam banyak kasus malah merusak kejiwaan peserta didik,”pungkasnya(RYO)

Loading...

Baca Juga