DETIKFAKTA.ID – Polemik pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) oleh PLN terus berlanjut. Warga yang terdampak, termasuk keluarga Labuhan Ruku Parhusip, menyuarakan keresahan mereka terkait dampak proyek ini terhadap keselamatan dan kesejahteraan mereka.
Ancaman Keselamatan dan Tuntutan Relokasi
Benhard Siregar, perwakilan keluarga Labuhan Ruku Parhusip, menegaskan bahwa keberadaan SUTET sangat mengancam keselamatan warga, baik secara fisik maupun psikis. Meskipun mereka mendukung program pemerintah, mereka meminta kepastian dari PLN terkait relokasi rumah mereka.
“Kami mendukung proyek strategis nasional, tapi keberadaan SUTET ini membahayakan. Jika tidak bisa dipindahkan, maka rumah kami yang harus direlokasi dengan kompensasi yang layak,” ujar Benhard. Saat dikonfirmasi konfirmasi detikfakta.id, di kediamannya Jl.STM.Walang Jaya GG. Teladan 4 Rt 004 Rw 002 kel Tugu Selatan Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (14/2/2025).
Dugaan Penyalahgunaan Data dan Kompensasi Tak Jelas.
Selain tuntutan relokasi, warga juga mengungkap adanya dugaan pencatutan data dalam proses kompensasi. Mereka menyatakan tidak pernah dilibatkan dalam sosialisasi proyek ini, tetapi tiba-tiba menerima kompensasi sebesar Rp200.000 tanpa penjelasan yang jelas.
Lebih parah lagi, ada indikasi pemalsuan tanda tangan dalam daftar penerima kompensasi.
“Kami akan melaporkan ini sebagai tindak pidana jika terbukti ada penyalahgunaan data pribadi kami,” tegas Benhard.
Dukungan Pemuda dan Ancaman Aksi Demonstrasi.
Koordinator Pemuda Utara, A.H. Sirats, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga ada kejelasan dari PLN. Rencana aksi ke kantor Wali Kota yang sebelumnya dijadwalkan akhirnya ditunda, dan menunggu dua Minggu.
“Kami beri waktu dua minggu. Jika tidak ada penyelesaian, kami akan melakukan aksi lebih besar di kantor Wali Kota, PLN Gandul, dan PLN Pusat,” ujar Sirats.
Senada dengan itu, Ketua Pemuda Utara, Muhadi Abdullah Ginting, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengadvokasi hak-hak warga terdampak.
“Tuntutan utama kami adalah agar PLN menepati rencana awal pada tahun 2020, yakni membebaskan rumah warga yang terkena dampak proyek ini. Jangan abaikan sisi kemanusiaan, terutama bagi orang tua yang harus hidup dalam ketakutan akibat proyek ini,” katanya.
Warga Menunggu Kejelasan dari PLN
Warga berharap PLN segera memberikan kepastian terkait status rumah mereka dan memastikan adanya solusi yang adil bagi semua pihak. Jika dalam dua minggu tidak ada perkembangan, mereka berencana menggelar aksi demonstrasi skala besar untuk menuntut hak-hak mereka. (ANW)