DETIKFAKTA.ID– Persoalan banjir di DKI Jakarta kembali menjadi sorotan, terutama di kawasan Cakung Lama dan sekitarnya. Anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi D, Neneng Hasanah, menegaskan bahwa penyebab banjir harus dianalisis secara menyeluruh agar solusi yang diterapkan dapat efektif dalam jangka panjang.
Menurut Neneng, banjir di wilayah tersebut bukan hanya akibat satu faktor, tetapi kombinasi dari berbagai hal, seperti curah hujan yang tinggi, saluran air yang tersumbat, serta semakin berkurangnya daerah resapan air. Oleh karena itu, ia meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA), legislatif, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang konkret dan berkelanjutan.
Neneng menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah dan lembaga terkait harus diperkuat agar penanganan banjir tidak terhambat oleh birokrasi yang panjang.
“Penanganan banjir tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Harus ada koordinasi yang baik antara eksekutif dan legislatif agar solusi yang diambil benar-benar menyentuh akar permasalahan,” ujarnya. Dalam keterangan tertulisnya via Chat WhatsApp, Sabtu (8/2/2025).
Neneng juga meminta agar pengerukan kali, penyelesaian waduk, dan perbaikan drainase dilakukan dengan optimal. Hal ini bertujuan agar dampak banjir dapat diminimalisir, terutama di wilayah yang rawan terdampak, seperti Kelurahan Sukapura, Semper Barat, Tugu Selatan, dan Pengangsaan Dua.
Percepatan Penyelesaian Waduk dan Embung.
Selain pengerukan Kali Cakung Lama, Neneng menyoroti perlunya penyelesaian pembangunan waduk dan embung yang sudah dikerjakan oleh Dinas SDA.
Ia menegaskan agar proyek-proyek tersebut tidak mangkrak dan benar-benar bisa dimanfaatkan untuk mengurangi potensi banjir.
“Misalnya, Waduk Belibis yang hingga kini belum selesai. Jika ini bisa segera diselesaikan, maka dampaknya akan besar dalam mengurangi banjir di empat kelurahan sekitar,” jelasnya.
Menurutnya, waduk dan embung memiliki fungsi vital dalam menampung air hujan dan mengurangi tekanan pada sistem drainase perkotaan. Oleh karena itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan perhatian lebih pada penyelesaian proyek-proyek strategis ini.
Optimalisasi Saluran Drainase Resapan Air.
Selain pembangunan waduk dan pengerukan kali, Neneng juga menekankan pentingnya perbaikan sistem drainase dan penyediaan lebih banyak daerah resapan air. Ia mengungkapkan bahwa banyak saluran air yang tersumbat akibat sedimentasi dan sampah, sehingga menyebabkan aliran air tidak lancar.
“Saluran yang mampet harus segera diperbaiki. Kita juga perlu memperbanyak ruang terbuka hijau dan sumur resapan agar air tidak langsung menggenang di jalan,” tambahnya.
Ia berharap Pemprov DKI bisa mempercepat revitalisasi drainase dan memperbanyak infrastruktur pengendalian banjir lainnya.
Komitmen DPRD DKI dalam Pengawasan Proyek Penanganan Banjir
Sebagai anggota Komisi D yang membidangi infrastruktur dan lingkungan, Neneng menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kebijakan dan anggaran terkait proyek-proyek penanganan banjir di Jakarta.
“Kami di DPRD akan memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan benar-benar digunakan secara optimal dan tidak ada proyek yang terbengkalai,” tegasnya.
Neneng juga mengingatkan bahwa penanganan banjir harus dilakukan dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, bukan sekadar proyek jangka pendek yang hanya bersifat sementara.
Harapan untuk Jakarta yang Lebih Tangguh terhadap Banjir
Di akhir keterangannya, Neneng berharap agar seluruh pihak, termasuk masyarakat, turut berperan aktif dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta.
“Pemprov, DPRD, dan masyarakat harus saling mendukung. Pemerintah bekerja dengan kebijakan dan pembangunan infrastruktur, sementara warga bisa membantu dengan menjaga kebersihan lingkungan serta tidak membuang sampah sembarangan,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah yang lebih sistematis dan koordinasi yang lebih baik, diharapkan Jakarta bisa menjadi kota yang lebih tangguh terhadap ancaman banjir, terutama saat musim hujan tiba. (ANW)