DETIKFAKTA.ID— Pengacara senior dan praktisi hukum Elvan Gomes menyoroti dinamika politik nasional yang dinilainya tengah memasuki fase persaingan terbuka antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Menurutnya, ada agenda besar yang sedang dimainkan oleh Jokowi, salah satunya dengan membiarkan isu dugaan ijazah palsu terus bergulir liar di publik.
“Masalah ijazah palsu ini seolah-olah dibiarkan untuk menjadi panggung yang justru menaikkan citra Jokowi hingga 20%. Ini bukan sekadar pembiaran, tapi bagian dari strategi komunikasi politik,” kata Elvan, melalui pesan tertulisnya Selasa (22/7/2025).
Lebih lanjut, Elvan menilai langkah itu juga merupakan bentuk pertahanan Jokowi terhadap tekanan dari para purnawirawan TNI yang mendorong pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari posisi wakil presiden. “Jokowi sedang bermain taktis untuk menjaga posisi politik keluarganya,” tambahnya.
Sementara itu, Prabowo disebut telah memahami arah manuver politik tersebut. Hal ini, menurut Elvan, tercermin dari pidato Prabowo dalam penutupan acara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baru-baru ini. “Prabowo secara halus menyentil PSI—partai kecil kok menterinya banyak? Itu sinyal peringatan politik,” jelasnya.
Elvan memandang situasi ini sebagai awal dari persaingan antara Partai Gerindra dan PSI. Bahkan, ia menyebut adanya indikasi Prabowo akan segera mengambil langkah-langkah strategis, termasuk mengganti pimpinan Polri dan Kejaksaan Agung.
“Dua lembaga ini saat ini belum benar-benar menjadi alat keamanan rakyat. Masih digunakan sebagai alat keamanan negara, bukan penegak keadilan. Prabowo akan merombak itu,” ujarnya.
Menurut Elvan, penguatan posisi hukum dan keamanan Prabowo akan didorong melalui rencana pengesahan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang salah satu isinya memberi kewenangan kepada TNI sebagai penyidik.
“Kalau KUHAP baru disahkan, TNI bisa jadi alat penegakan hukum. Ini langkah antisipasi Prabowo kalau Polri dan Kejaksaan tidak bisa dikendalikan. Ini akan jadi penentu kekuatan politiknya ke depan,” tegas Elvan.
Ia menilai pertarungan politik antara Prabowo-Gerindra dan Jokowi-PSI sudah mulai memasuki fase terbuka. “Pakar-pakar yang selama ini memback-up Jokowi juga mulai berupaya menghambat ruang gerak Prabowo. Tapi bila KUHAP baru lolos, maka kekuatan ada di tangan Prabowo,” tutupnya. (ANW)






