oleh

Kehadiran PT Gag Nikel Diduga Rusak Potensi Pariwisata Raja Ampat

DETIKFAKTA.ID – Kehadiran PT Aneka Tambang melalui anak perusahannya PT Gag Nikel di Kampung Gag Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat diduga akan merusak potensi pariwisata yang berada di sekitarnya. Sejumlah pihak menyayangkan apabila daerah yang memiliki potensi wisata terindah itersebut akan rusak akibat aktifitas pertambangan yang dikelola PT tersebut.

Wakil Ketua II DPRD Raja Ampat Charles Imbir menyebut, Raja Ampat memiliki banyak potensi, termasuk potensi pariwisata yang sangat mendunia. Sehingga untuk mengelola tambang di kabupaten Raja Ampat saat ini belum tepat. Karena masih banyak potensi di raja Ampat yang dapat dikembangkan.

“Saya kira tambang itu pilihan paling terakhir. Ketika Raja Ampat sudah kehabisan potensi lain. Itu pilihan paling terakhir. Karena itu tadi, daya rusaknya, daya merubah lingkungan cepat sekali,” ucap CI, sapaan akrab Charles Imbir seperti yang dilansir dari Video YouTube Hariankompas, Sabtu (26/2/2022).

Ia menyebut, masyarakat Raja Ampat terutama yang berada di sekitar lokasi, hidup dari laut. Sangat disayangkan bila laut Raja Ampat yang luasnya  80 persen lautan ini akan rusak akibat aktifitas pertambangan tersebut.

“Seluruh raja Ampat ini laut, jadi 80 persen masyarakat hidup di laut. Sehingga laut menjadi tujuan hidup. Tetapi di raja Ampat juga memang ada potensi pertambangan. Ada potensi nikel, emas, minyak, dan lain-lain,” kata Charles.

Ditambahkan politikus partai Hanura ini, laut kepulauan Gag yang begitu indah dipandang dan  memiliki potensi wisata yang terkenal di dunia internasional, seperti Palau Pyanemo, akan menerima dampak dari perusahan tambang tersebut. Akibat jarak antara Kepulauan Gag dengan dengan Kepulauan Pam sangat berdekatan.

“Jadi ada banyak potensi, di Gag itu ada laut lepas yang punya potensi ikan dan lain-lain, banyak. Tetapi faktanya, hari ini ada tambang di Gag,” bebernya.

Ia menjelaskan, kegiatan konservasi tentunya memberikan jaminan hidup kepada masyarakat adat dan juga kepada nelayan dan semua orang yang ada di raja Ampat. Sehingga upaya perlindungan terhadap potensi sumber daya alam perlu dijaga dan dilindungi dengan melakukan kegiatan konservasi.

“Konservasi itu memberikan jaminan hidup kepada masyarakat adat. Kepada masyarakat nelayan, dan kepada semua orang yang hidup di raja Ampat, yang hidup dari laut,” tutup Charles.

Kehadiran PT Gag Nikel Diduga Rusak Potensi Pariwisata Raja Ampat
Habitat laut yang diduga rusak setelah PT GAG Nikel beroperasi

Senen Maktublok, Warga masyarakat kampung Gag juga mengatakan hal senada. Ia menyebut, warna karang di sekitarnya sudah tidak kelihatan lagi akibat aktifitas PT Gag Nikel.

“Tanahnya sudah turun ke laut dan warna karang sudah menghilang. Dan itu sudah berbau,” beber Senen Maktublok.

Di lain sisi, PT Gag Nikel, melalui Ruddy Samuel menampik hal tersebut. Ia mengatakan bahwa sebelum pihaknya melakukan aktifitas di Pulau Gag, secara alamiah alamnya sudah seperti itu.

“Sebelum kita melakukan aktifitas disana itu, memang secara alamiah sudah begitu. Kami sangat konsern sekali dengan perubahan itu. Yang tadinya saya bilang, dengan kolam-kolam endapan itu. Disanakan tidak tidak ada bahan kimia,” ujar Ruddy.

Untuk diketahui, PT Gag Nikel merupakan perusahan tambang yang telah  mendapat izin Kontrak Karya pada Tahun 1998. Perusahaan tersebut kemudian mendapatkan Izin Lingkungan pada tahun 2014 dan baru beroperasional pada tahun 2018 dengan luas wilayah kontrak karya sebesar 13.136 ha. (HSG)

Loading...

Baca Juga