oleh

Potensi Ancaman Banjir dan Kebakaran Hutan Akibat Alih Fungsi Lahan di Wilayah Hutan Lindung

Potensi Ancaman Banjir dan Kebakaran Hutan Akibat Alih Fungsi Lahan di Wilayah Hutan Lindung. Oleh: Eko Wijiono, Ketua Gerakan Aktivis Indonesia Bersatu (GAIB)

Berdasarkan hasil investigasi awal yang dilakukan oleh Eko Wijiono Ketua GAIB dengan melibatkan Lembaga LPBI Investigator, ditemukan adanya indikasi alih fungsi lahan hutan lindung akibat kegiatan pembangunan Bobocabin di lereng Ijen Kabupaten Banyuwangi, Kamis (13/2/2025).

Akibat perubahan dan pembangunan Bobocabin tersebut berpotensi meningkatkan volume air hujan yang mengalir ke wilayah Erek-Erek, masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lo Kabupaten Banyuwangi, dan terus mengalir hingga ke Sungai Kempon serta kawasan Kampung Ujung sebelum akhirnya bermuara di Pantai Marina Boom, kecamatan Banyuwangi.

Jika dibandingkan dengan peristiwa luapan daerah aliran sungai (DAS) Kali Lo di tahun-tahun sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman banjir di permukiman sepanjang DAS semakin meningkat. Alih fungsi lahan ini memperbesar risiko bencana, terutama mengingat indikasi ketidakpatuhan kegiatan pembangunan Bobocabin terhadap regulasi perizinan yang berlaku.

Secara topografi, Kota Banyuwangi berada di hamparan geografis yang lebih rendah. Dengan demikian, peningkatan debit air akibat perubahan tata guna lahan dapat memperbesar risiko banjir yang meluas hingga ke seluruh wilayah kota Banyuwangi. Situasi ini semakin diperparah dengan adanya deforestasi di lahan Perhutani yang diperuntukkan bagi proyek PSN SUTET. Lereng yang gundul mengakibatkan air hujan lebih cepat mengalir masuk ke DAS Kali Lo, mempercepat aliran air dan meningkatkan risiko banjir besar.

Selain ancaman banjir, faktor lain yang patut diwaspadai adalah riwayat kebakaran hutan pada tahun 2019. Tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi serupa dapat terjadi kembali, terutama di sekitar lokasi Bobocabin di lereng Ijen. Potensi kebakaran di kawasan tersebut menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengunjung serta keberlangsungan ekosistem hutan.

Berdasarkan kajian awal ini, kami mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah-langkah mitigasi dan pencegahan bencana yang lebih tegas. Detail konstruksi kajian akan disusun lebih lanjut setelah bahan dan data pendukung tersedia secara lebih lengkap.

Demikian analisis sementara yang disampaikan oleh Eko Wijiono selaku Ketua GAIB sebagai bentuk dukungan agar pemerintah daerah lebih responsif dalam menghadapi potensi ancaman bencana yang semakin meningkat.

Loading...

Baca Juga